Bolehkah Ibu Hamil Naik Turun Tangga_ Simak Ini Penjelasannya - Globumil

Admin || 2025-06-02

Naik turun tangga tentu memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, namun bagaimana jika aktivitas tersebut dilakukan oleh ibu hamil?

Kehati-hatian bagi ibu hamil tentu sangat penting demi menjaga kesehatan dan keselamatan, baik bagi ibu maupun janin. Setiap aktivitas, bahkan yang terlihat sepele rupanya bisa memiliki dampak yang berbeda pada kondisi kehamilan.

Maka, apakah aktivitas naik turun tangga jadi larangan untuk ibu hamil? Mari kita simak penjelasan berikut.

Apakah Ibu Hamil Boleh Naik Turun Tangga?

Secara umum, ibu hamil boleh naik turun tangga, asalkan dalam kondisi kehamilan yang sehat dan dilakukan dengan sangat hati-hati. Aktivitas ini bukanlah sesuatu yang dilarang keras, tetapi tetap perlu memperhatikan sejumlah faktor yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan ibu maupun janin.

Kondisi Kehamilan yang Aman untuk Naik Turun Tangga

Jika kehamilan tergolong normal tanpa komplikasi, ibu hamil tetap bisa melakukan aktivitas ringan seperti naik turun tangga. Bahkan, aktivitas fisik ringan dalam masa kehamilan dapat membantu menjaga kebugaran tubuh, melancarkan peredaran darah, dan memperbaiki postur tubuh.

Namun, pada setiap trimester, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Trimester Pertama (0–13 minggu):

  • Di trimester ini, janin masih sangat kecil, dan perubahan hormon bisa menyebabkan ibu mudah lelah atau pusing.
  • Jika ibu merasa lemah atau tidak stabil, sebaiknya hindari tangga, karena risiko jatuh bisa berdampak besar pada kehamilan awal.

2. Trimester Kedua (14–27 minggu):

  • Umumnya ini adalah masa paling nyaman untuk ibu hamil, energi lebih stabil, dan perut belum terlalu besar.
  • Naik turun tangga masih cukup aman, tetapi tetap harus dengan hati-hati.

3. Trimester Ketiga (28 minggu ke atas):

  • Perut mulai membesar, keseimbangan tubuh berkurang, dan ibu cenderung lebih cepat lelah.
  • Naik turun tangga tetap boleh dilakukan, tetapi harus dengan lebih banyak kehati-hatian dan sebaiknya dibatasi frekuensinya.

Kapan Sebaiknya Ibu Hamil Tidak Naik Turun Tangga?

Selama masa kehamilan, tubuh wanita mengalami banyak perubahan fisik dan hormonal yang memengaruhi keseimbangan, energi, serta sistem muskuloskeletal. Namun, dalam beberapa kondisi tertentu, aktivitas ini sebaiknya dibatasi atau dihindari sama sekali karena bisa berisiko bagi ibu maupun janin.

1. Trimester Ketiga (Usia Kehamilan > 28 Minggu)

Memasuki trimester ketiga, tubuh ibu mengalami perubahan yang lebih signifikan:

  • Perut semakin membesar, sehingga pusat gravitasi tubuh berubah.
  • Keseimbangan tubuh menjadi tidak stabil.
  • Lutut, pinggul, dan pergelangan kaki menahan beban lebih berat.

Naik turun tangga dalam kondisi ini meningkatkan risiko terpeleset atau jatuh, yang bisa sangat berbahaya bagi janin, terutama jika terjadi trauma pada perut.

2. Sering Mengalami Gejala Fisik yang Melemahkan

Beberapa gejala umum kehamilan juga bisa menjadi alasan untuk menghindari naik turun tangga, seperti:

  • Pusing atau vertigo
  • Sesak napas
  • Nyeri pinggang atau kaki
  • Kelelahan ekstrem

Naik tangga dalam kondisi ini dapat meningkatkan risiko jatuh, bahkan menyebabkan pingsan.

3. Lingkungan Tangga yang Tidak Aman

Meskipun kondisi tubuh ibu hamil tergolong sehat, lingkungan yang tidak mendukung tetap menjadi faktor risiko. Hindari naik turun tangga jika:

  • Tangga licin, curam, sempit, atau tanpa pegangan tangan.
  • Pencahayaan di tangga kurang.
  • Tangga ramai atau sering digunakan banyak orang dalam waktu bersamaan.

Kondisi tersebut memperbesar kemungkinan kecelakaan.

4. Frekuensi yang Terlalu Sering

Jika ibu hamil tinggal atau bekerja di tempat yang mengharuskan naik turun tangga berkali-kali setiap hari, seperti rumah bertingkat tanpa lift, sebaiknya dicari alternatif:

  • Memindahkan kamar tidur ke lantai bawah.
  • Meminta bantuan untuk aktivitas tertentu.
  • Menggunakan lift jika tersedia.

Kehamilan bukan berarti harus sepenuhnya tidak bergerak, namun aktivitas yang repetitif dan melelahkan dapat memperburuk kondisi fisik ibu dan memicu keluhan seperti pembengkakan, kram kaki, atau kelelahan kronis.

Ini Tips Aman Naik Turun Tangga untuk Ibu Hamil

  1. Pegang pegangan tangga dengan kuat untuk menjaga keseimbangan.
  2. Jangan tergesa-gesa, naik dan turun secara perlahan satu anak tangga setiap kali melangkah.
  3. Gunakan alas kaki yang tidak licin dan nyaman.
  4. Hindari membawa barang berat saat naik atau turun tangga.
  5. Jika merasa lelah, pusing, atau mual, berhenti sejenak dan cari tempat untuk duduk.
  6. Pastikan tangga terang dan tidak licin – pencahayaan yang baik penting agar ibu bisa melihat langkahnya dengan jelas.

Maka naik turun tangga saat hamil masih tergolong aman, terutama jika dilakukan pada kehamilan normal dan tanpa komplikasi. Namun, harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh kewaspadaan.

Ibu diminta untuk menghindari aktivitas ini jika merasa tidak stabil, mengalami gejala kehamilan risiko tinggi, atau sesuai anjuran dokter kandungan.